Minggu, 07 November 2010

Perkembangan Koperasi di Indonesia Saat Ini

Hari Koperasi yang jatuh pada tanggal 12 Juli, tahun ini akan digelar pada hari kamis 15 Juli 2010. Perubahan ini menyesuaikan dengan agenda Presiden. Memperingati hari koperasi tahun ini Dekopin akan merayakan hari Koperasi ke 63. “Kami ingin Hari Koperasi selalu dihadiri Presiden,” demikian disampaikan Ketua Dekopin Nurdin Halid 2009-2014.
Ketua Dekopin menjelaskan kendala yang dihadapi koperasi saat ini adalah sumber daya manusia (SDM) yang minim. Dengan begitu, lanjutnya, koperasi belum memperoleh alokasi ekonomi yakni tegaknya sistem ekonomi nasional (sesuai dengan “Pasal 33 UUD 1945) adalah prasya-rat tumbuh-kembangnya gerakan koperasi Indonesia dan tata kelola koperasi seperti yang tercantum dalam TAP MPR No. 16/1998.
Ketika disebutkan mengenai jumlah koperasi secara nasional saat ini, dia mengatakan jumlahnya 160.000 unit. Namun, dia belum bisa mengungkapkan jumlah koperasi yang tidak aktif karena Dekopin baru pada tahun ini menyusun database seluruh koperasi di Indonesia sehingga bisa diketahui berapa jumlah koperasi yang masih aktif dan harus dipertahankan eksistensinya. Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp151 triliun hingga 2014 untuk mendorong percepatan pertumbuhan perekonomian Koperasi dan Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM).
Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, hingga saat ini, APBN sudah mengucurkan dana untuk koperasi dan UKM sebesar Rp51 trilliun dan akan berlanjut sampai pada 2014 sebesar Rp100 trilliun atau 1/10 dari APBN. “Pengucuran dana APBN diproyeksikan untuk menguatkan koperasi dan UMKM,” tegas SBY dalam pidatonya pada puncak peringatan Hari Koperasi ke-63 di Markas Komando Daerah Militer (Makodam) V Brawijaya, Surabaya.
Dengan jumlah penduduk Indonesia 238 juta jiwa, sambung SBY, pembangunan berbasis ekonomi rakyat melalui koperasi dan UKM bisa menjawab tantangan ke depan. Bahkan, saat krisis moneter 1998, banyak perusahaan besar jatuh, tetapi koperasi dan UKM menjadi sabuk pengaman sehingga perekonomian Indonesia mudah bangkit. “Dibandingkan 2008, ada peningkatan signifikan pada bidang perekonomian melalui koperasi.” Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan melaporkan data jumlah koperasi Indonesia saat ini telah mencapai 175.102 unit dengan jumlah anggota sebanyak 29.234 juta berdasarkan catatan paling mutakhir pada Maret 2010.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UMKM Sjaifuddin Hasan dalam pidatonya menggagas program Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi (Gemaskop) dan Pencanangan Gerakan Minum Susu Nasional. “Gagasan Gemaskop karena banyaknya kebijakan pemerintah yang telah mendorong pertumbuhan perekonomian di Indonesia,” kata Sjaifudin.
Data Kemenkop merinci pada RPJM tahap kedua 2010-2014, target pertumbuhan ekonomi 7,7% dengan penurunan angka kemiskinan hingga 10% dan menurunkan angka pengangguran sebesar 6%. Sjarifuddin Hasan juga melaporkan program Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi (Gemaskop) juga telah digagas instansinya. Gemaskop digagas seiring dengan kebijakan pemerintah yang telah dilaksanakan melalui bantuan social, bantuan perkuatan modal.
Hingga Maret 2010, lanjut Sjaifuddin, sedikitnya 175.102 koperasi di Indonesia dengan jumlah anggota 29.124 juta orang. Dibanding dengan kondisi 2008, terdapat peningkatan sebanyak jumlah koperasi sebesar 13% dan 6,6% untuk anggota koperasi. Volume usaha pada 2010 terdapat peningkatan Rp77,514 triliun atau 13.25% untuk modal sendiri tercatat Rp30,656 triliun atau meningkat 35,88%.
Selain itu bantuan pelatihan kewirausahaan maupun kredit fenomenal, yakni kredit usaha rakyat (KUR) yang dicanangkan sebesar Rp20 triliun per tahun untuk membantu permodalan koperasi dan usaha mikro, kecil menengah (KUMKM).
Program-program itu, kata Sjarifuddin Hasan, telah memberi peluang kepada masyarakat untuk mendirikan dan meningkatkan usaha koperasi. Sedangkan objektivitas Gemaskop adalah penciptaan koperasikoperasi kreatif, inovatif berskala besar. ”Pada akhirnya, mereka akan memiliki daya saing pada tingkat nasional dan internasional. Ini yang kita harapkan,” ungkap Sjarifuddin Hasan pada acara Harkopnas yang dihadiri sekitar 8.500 pelaku gerakan koperasi dari seluruh Indonesia.
Pada kesempatan yang sama diberikan penghargaan kepada Ketua Koperasi Nasari Semarang Sahala Panggabean, sebagai peraih penghargaan Satya Lencana Pembangunan pada Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) 2010, 14 Juli di Surabaya memiliki misi meningkatkan kapasitas seluruh koperasi di Indonesia.
“Saya ingin agar setiap koperasi bisa berprestasi optimal untuk menjadi motor penggerak kesejahteraan masyarakat Indonesia,” ujar Sahala Panggabean kepada Bisnis, hari ini melalui hubungan seluler di Surabaya.
Mantan karyawan perbankan tersebut mengemukakan penghargaan ini dinilai sudah layak, karena sejak 12 tahun lalu mendirikan KSP Nasari, dan berkantor pusat di Semarang, telah mampu membangun jaringan layanan kepada masyarakat Indonesia.

Tidak ada komentar: