Rabu, 16 Januari 2013

Peranan Etika Bisnis dalam Bidang Bisnis


Etika bisnis (juga etika perusahaan) merupakan bentuk etika terapan atau etika profesi yang meneliti prinsip etika dan masalah moral atau etika yang timbul dalam lingkungan bisnis. Ini berlaku untuk semua aspek perilaku bisnis dan relevan dengan perilaku individu dan organisasi secara keseluruhan.
Etika bisnis telah baik normatif dan dimensi deskriptif. Sebagai praktik perusahaan dan spesialisasi karir, bidang ini terutama normatif.Akademisi mencoba untuk memahami perilaku bisnis menggunakan metode deskriptif. Rentang dan kuantitas masalah bisnis etika mencerminkan interaksi perilaku memaksimalkan keuntungan dengan non-ekonomi. Bunga dalam etika bisnis dipercepat secara dramatis selama tahun 1980 dan 1990-an, baik di dalam perusahaan besar dan dalam akademisi. Sebagai contoh, saat ini perusahaan yang paling utama mempromosikan komitmen mereka untuk non-ekonomi nilai-nilai di bawah judul seperti kode etik dan charter tanggung jawab sosial. Adam Smith mengatakan, "Orang-orang dari perdagangan yang sama jarang bertemu bersama, bahkan untuk kegembiraan dan penyelewengan, tetapi percakapan berakhir dalam konspirasi melawan publik, atau dalam beberapa penemuan untuk menaikkan harga." Pemerintah menggunakan hukum dan peraturan untuk menunjuk perilaku bisnis dalam apa yang mereka anggap sebagai arah menguntungkan. Etika implisit mengatur bidang dan rincian dari perilaku yang terletak di luar kendali pemerintah. Munculnya perusahaan besar dengan hubungan terbatas dan kepekaan terhadap masyarakat di mana mereka beroperasi mempercepat pengembangan rezim etika formal.

SEJARAH
Bisnis norma etika mencerminkan norma-norma dari setiap periode sejarah. Seperti waktu melewati norma berkembang, menyebabkan perilaku yang diterima menjadi menyenangkan. Bisnis etika dan perilaku yang dihasilkan berevolusi juga. Bisnis yang terlibat dalam perbudakan , kolonialisme ,  dan perang dingin.
'Etika bisnis' Istilah mulai umum digunakan di Amerika Serikat pada awal 1970-an. Pada pertengahan 1980-an setidaknya 500 kursus etika bisnis mencapai 40.000 siswa, dengan menggunakan sekitar dua puluh buku dan setidaknya sepuluh casebooks bersama didukung oleh masyarakat profesional, pusat dan jurnal etika bisnis. Masyarakat Etika Bisnis dimulai pada tahun 1980. Sekolah bisnis Eropa mengadopsi etika bisnis setelah 1987 dimulai dengan Etika Bisnis European Network (EBEN). Pada tahun 1982 buku tunggal menulis pertama di lapangan muncul.
Perusahaan mulai menyoroti perawakan etis mereka di akhir 1980-an dan awal 1990-an, mungkin berusaha untuk menjauhkan diri dari skandal bisnis hari, seperti krisis tabungan dan pinjaman . Ide etika bisnis menarik perhatian akademisi, media dan perusahaan bisnis pada akhir Perang Dingin. Namun, kritik yang sah dari praktek bisnis diserang karena melanggar "kebebasan" dari pengusaha dan kritikus dituduh mendukung komunis .  bergegas wacana etika bisnis baik di media dan akademisi.

IKHTISAR
Etika bisnis mencerminkan filosofi bisnis , yang salah satu tujuannya adalah untuk menentukan tujuan fundamental perusahaan. Jika tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan keuntungan pemegang saham, kemudian mengorbankan keuntungan ke masalah lainnya adalah pelanggaran yang tanggung jawab fidusia . Entitas korporasi secara hukum dianggap sebagai orang-orang di Amerika Serikat dan di sebagian besar negara. The 'orang perusahaan' secara hukum berhak atas hak dan kewajiban warga negara sebagai akibat orang.
Ekonom Milton Friedman menulis bahwa "tanggung jawab ... umumnya akan menghasilkan uang sebanyak mungkin sementara sesuai dengan aturan dasar mereka masyarakat, baik yang diwujudkan dalam hukum dan mereka diwujudkan di custom etis" eksekutif perusahaan”. Friedman juga mengatakan, "satu-satunya entitas yang dapat memiliki tanggung jawab individu ... Sebuah bisnis tidak dapat memiliki tanggung jawab. Jadi pertanyaannya adalah, apakah para eksekutif perusahaan, asalkan mereka tetap dalam hukum, memiliki tanggung jawab dalam kegiatan bisnis mereka yang lain selain untuk membuat sebanyak uang untuk pemegang saham mereka mungkin Dan jawaban saya? untuk itu adalah, tidak, mereka tidak. Sebuah negara multi-2011 survei menemukan dukungan untuk pandangan ini antara "masyarakat informasi" mulai dari 30 sampai 80%. Duska memandang argumen Friedman sebagai konsekuensialis bukan pragmatis , menyiratkan bahwa kebebasan perusahaan terkendali yang paling diuntungkan dalam jangka panjang. Demikian pula penulis konsultan bisnis Peter Drucker diamati, "hal ini tidak ada yang terpisah etika bisnis juga merupakan salah satu yang diperlukan ", menyiratkan bahwa standar etika pribadi mencakup semua situasi bisnis. Namun, Peter Drucker dalam contoh lain mengamati bahwa tanggung jawab utama dari direktur perusahaan bukan untuk bahaya-primum non nocere . Pandangan lain dari bisnis adalah bahwa ia harus menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR): istilah umum yang menunjukkan bahwa bisnis yang etis harus bertindak sebagai warga negara yang bertanggung jawab dari masyarakat di mana ia beroperasi bahkan pada biaya keuntungan atau tujuan lain. Di Amerika Serikat dan sebagian besar negara-negara lainnya entitas perusahaan secara hukum diperlakukan sebagai orang dalam beberapa hal. Misalnya, mereka dapat memegang hak atas properti, menuntut dan dituntut dan dikenakan pajak, meskipun mereka bebas berbicara hak terbatas. Hal ini dapat ditafsirkan untuk menyiratkan bahwa mereka memiliki tanggung jawab etis independen Duska berpendapat bahwa stakeholder memiliki hak untuk mengharapkan bisnis untuk menjadi etis, jika bisnis tidak memiliki kewajiban etis, lembaga lain bisa membuat klaim yang sama yang akan menjadi kontraproduktif untuk korporasi.
Masalah etika meliputi hak dan kewajiban antara perusahaan dan perusahaan karyawan, pemasok, pelanggan dan tetangga , yangfidusia jawab kepada para pemegang saham . Isu-isu tentang hubungan antara perusahaan yang berbeda termasuk bermusuhan take-overs dan spionase industri . Termasuk isu-isu terkait tata kelola perusahaan , kewirausahaan sosial perusahaan , kontribusi politik , masalah hukum seperti perdebatan etis lebih memperkenalkan kejahatan pembunuhan korporasi ,. dan pemasaran kebijakan korporasi 'etika 

ARTI PENTING ETIKA BISNIS
Perilaku Etis penting diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis. Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif baik lingkup makro ataupun mikro.
1. Perspektif Makro
Pertumbuhan suatu negara tergantung pada efektivitas dan efisiensi sistem pasar dalam mengalokasikan barang dan jasa. Beberapa kondisi yang diperlukan supaya sistem dapat bekerja secara efektif dan efisien adalah:
a. Adanya hak memiliki dan mengelola properti swasta
b. Adanya kebebasan memilih dalam perdagangan barang dan jasa
c. Adanya ketersediaan informasi yang akurat berkaitan dengan barang dan jasa
Jika salah satu subsistem dalam sistem pasar ini melakukan perilaku yang tidak etis, maka hal ini akan mempengaruhi keseimbangan sistem dan mengambat pertumbuhan sistem secara makro. Contoh-contoh perilaku tidak etis pada perspektif makro adalah:
a. Penyogokan atau suap: Yaitu memberikan sesuatu yang berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan seorang pejabat dalam melaksanakan kewajiban publik. Suap dimaksudkan untuk memanipulasi seseorang dengan membeli pengaruh. ‘Pembelian’ itu dapat dilakukan baik dengan membayarkan sejumlah uang atau barang, maupun ‘pembayaran kembali’ setelah deal terlaksana.
b. Tindakan pemaksaan: Merupakan tekanan, pembatasan, dorongan dengan paksa menggunakan jabatan atau ancaman untuk memaksakan kehendak. Tindakan pemaksaan ini misalnya berupa ancaman untuk mempersulit kenaikan jabatan, pemecatan, atau penolakan terhadap seseorang.
c. Informasi palsu (Deceptive information): Yaitu memberikan informasi yang tidak jujur untuk mengelabuhi atau menutupi sesuatu yang tidak benar.
d. Pencurian dan penggelapan: Tidak hanya di bidang politik dan militer, di dalam bidang bisnis pun sudah ada kegiatan spionase. Fei Ye, (37 th), and Ming Zhong, (36 th) ditangkap polisi Amerika dengan tuduhan telah mencuri rancangan microchip dan rahasia perusahaan dari perusahaan komputer Sun Microsystems Inc., NEC Electronics Corp., Transmeta Corp. dan Trident Microsystems Inc. Mereka ditangkap di airport San Fransisco saat akan terbang ke negeri Cina.
e. Perlakukan diskriminatif, yaitu perlakuan tidak adil atau penolakan terhadap orang-orang tertentu yang disebabkan oleh ras, jenis kelamin, kewarganegaraan, atau agama.

2. Perspektif Mikro
Dalam lingkup mikro perilaku etis identik dengan kepercayaan atau trust. Dalam lingkup mikro terdapat rantai relasi dimana pemasok (supplier), perusahaan, konsumen, karyawan saling berhubungan dalam kegiatan bisnis yang saling mempengaruhi. Tiap mata rantai di dalam relasi harus selalu menjaga etika sehingga kepercayaan yang mendasari hubungan bisnis dapat terjaga dengan baik.
Bagaimana perilaku etis dapat berperan dalam menciptakan keberlangsungan usaha? Sebagian besar perusahaan berusaha menciptakan adanya repetitive purchase (pembelian berulang) yang dilakukan konsumen. Hal ini hanya dapat terjadi jika konsumen merasakan kepuasan dalam mengkonsumsi produk tersebut. Perilaku tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan dapat mencederai kepuasaan ini.
Dalam kaitannya dengan dalam relasi bisnis, setiap perusahaan ingin bekerja sama dengan perusahaan yang dapat dipercaya. Kepercayaan ini ada di dalam reputasi perusahaan yang tidak diciptakan dalam sekejap. Perilaku etis merupakan salah satu komponen utama dalam membangun reputasi perusahaan.
Dalam hubungan dengan pihak perbankan, banyak perbankan yang memasukkan komponen etika bisnis dalam mempertimbangkan pengesahan permohonan kredit. Pihak perbankan lebih yakin dalam mengabulkan pinjaman terhadap perusahaan yang telah melaksanakan prinsip-prinsip Corporate Social Responsibility.
Dalam skala global, telah merebak kesadaran baru bahwa selain memiliki hak-hak sebagai konsumen, mereka juga memiliki kewajiban. Mereka menyadari bahwa perilaku konsumsi mereka dapat berpengaruh terhadap ketidak-adilan dan kerusakan lingkungan. Itu sebabnya, lapisan masyarakat yang terdidik mulai selektif di dalam mengkonsumsi suatu barang/jasa. Mereka tidak akan membeli barang yang diproduksi oleh perusahaan yang membalak hutan. Mereka menolak produk dari pabrik yang tidak memberi upah yang layak kepada buruhnya. 
Sedangkan secara internal, penerapan etika juga dapat meningkatkan kinerja dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Menurut penelitian Erni Rusyani (dosen Fak. Ekonomi Unpas Bandung) perusahaan yang tidak perduli pada etikq bisnis, maka kelangsungan hidup perusahaan itu akan terganggu dan akan berdampak pula pada kinerja keuangannya. Hal ini terjadi akibat pihak manajemen dan karyawan yang cenderung mencari keuntungan semata sehingga terjadi penyimpangan norma-norma etis. Segala kompetensi, keterampilan, keahlian, potensi, dan modal lainnya ditujukan sepenuhnya untuk memenangkan kompetisi yang tidak sehat ini.
Di dalam tingkat kompetisi yang sangat tinggi, perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang inovatif, proaktif, dan berani dalam mengambil risiko. Hal ini hanya dapat terjadi jika perusahaan itu memiliki budaya kerja yang suportif. Salah satu syaratnya adalah adanya etika perusahaan. 

MENEGAKKAN ETIKA BISNIS
Pengertian etika harus dibedakan dengan etiket. Etiket berasal dari bahasa Prancis etiquette yang berarti tata cara pergaulan yang baik antara sesama menusia. Sementara itu etika, berasal dari bahasa Latin, berarti falsafah moral dan merupakan cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan agama.
Berikut ini beberapa pendapat para ahli tentang etika:
“Etika merupakan bagian dari filsafat. Sebagai ilmu, etika mencari keterangan (benar) yang sedalam-dalamnya. Sebagai tugas tertentu bagi etika, ia mencari ukuran baik-buruk bagi tingkah laku manusia . . .memang apa yang tertemukan oleh etika mungkin menjadi pedoman seseorang, tetapi tujuan etika bukanlah untuk memberi pedoman, melainkan untuk tahu.”(Prof. Ir. Poedjawiyatna, Etika, Filsafat Tingkah Laku)
“Etika bukan suatu sumber tambahan bagi ajaran moral melainkan merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan padangan-pandangan moral (Franz Magnis Suseno)
“Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun sebagai kelompok.” (A. Sonny Keraf)
“Etika adalah ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Etika disebut pula akhlak dan disebut pula moral.” (Drs.Sudarsono)
Dengan membaca pendapat-pendapat di atas, kita mengetahui bahwa ada banyak pengertian tentang etika. Yang penting bagi pelaku bisnis adalah bagaimana menempatkan etika pada kedudukan yang pantas dalam kegiatan bisnis. Tugas pelaku bisnis adalah berorientasi pada norma-norma moral. Dalam melaksanakan pekerjaannya sehari-hari dia berusaha selalu berada dalam kerangka ‘etis’, yaitu tidak merugikan siapa pun secara moral.
Tolok ukur dalam etika bisnis adalah standar moral. Seorang pengusaha yang beretika selalu mempertimbangkan standar moral dalam mengambil keputusan: apakah keputusanku ini dinilai baik atau buruk oleh masyarakat? Apakah keputusanku berdampak baik atau buruk kepada orang lain? Apakah keputusanku ini melanggar hukum atau tidak?
Ada dua prinsip yang dapat digunakan sebagai acuan dimensi etis dalam pengambilan keputusan yaitu :
1. Prinsip Konsequentialis: Konsep etika ini berfokus pada konsekuensi dari pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang. Ini artinya, penilaian apakah sebuah keputusan dapat dikatakan etis atau tidak, itu tergantung pada konsekuensi (dampak) dari keputusan tersebut. Misalnya, keputusan mengalirkan lumpur panas ke laut. Penilaian etis atas keputusan ini diukur dari dampaknya terhadap kerusakan lingkungan dan kerugian masyarakat.
2. Prinsip Non-Konsekuentialis: Konsep etika ini mendasarkan penilaian pada rangkaian peraturan yang digunakan sebagai petunjuk/panduan pengambilan keputusan. Penilaian etis lebih didasarkan pada alasan, bukan pada akibatnya. Ada dua prinsip utama di dalam konsep ini, yaitu:
a. Prinsip Hak: Menjamin hak asasi manusia. Hak ini berhubungan dengan kewajiban untuk tidak saling melanggar hak orang lain.
b. Prinsip Keadilan: Keadilan biasanya terkait dengan isu hak, kejujuran,dan kesamaan. Prinsip keadilan dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu : 
(1). Keadilan distributif. Keadilan yang sifatnya menyeimbangkan alokasi benefit dan beban antar anggota kelompok. Benefit terdiri dari pendapatan, pekerjaan, kesejahteraan, pendidikan dan waktu luang. Beban terdiri dari tugas kerja, pajak dan kewajiban sosial. (2). Keadilan retributif. Keadilan yang terkait dengan retribution (ganti rugi) dan hukuman atas kesalahan tindakan. Seseorang harus bertanggungjawab atas dampak negatif atas tindakan yang dilakukannya (kecuali jika tindakan tersebut dilakukan atas paksaan pihak lain.) (3). Keadilan kompensatoris. Keadilan yang terkait dengan kompensasi bagi pihak yang dirugikan. Kompensasi yang diterima dapat berupa perlakuan medis, pelayanan dan barang penebus kerugian. Masalah terjadi apabila kompensasi tidak dapat menebus kerugian, misalnya kehilangan nyawa manusia.

10 PRINSIP PENERAPAN ETIKA BISNIS
Dalam ranah ilmu filsafat, kajian etika berusaha menjawab secara kritis terhadap pertanyaan: mengapa sebuah perbuatan ini dinilai baik atau buruk? Namun dalam dunia bisnis secara praktis, kita harus mengoperasionalkan etika bisnis sehingga dapat diterapkan dalam pekerjaan sehari-hari. Berikut ini adalah 10 Prinsip di dalam menerapkan Etika Bisnis yang positif:
1. Etika Bisnis itu dibangun berdasarkan etika pribadi: Tidak ada perbedaan yang tegas antara etika bisnis dengan etika pribadi. Kita dapat merumuskan etika bisnis berdasarkan moralitas dan nilai-nilai yang kita yakini sebagai kebenaran.
2. Etika Bisnis itu berdasarkan pada fairness. Apakah kedua pihak yang melakukan negosiasi telah bertindak dengan jujur? Apakah setiap konsumen diperlakukan dengan adil? Apakah setiap karyawan diberi kesempatan yang sama? Jika ya, maka etika bisnis telah diterapkan.
3. Etika Bisnis itu membutuhkan integritas. Integritas merujuk pada keutuhan pribadi, kepercayaan dan konsistensi. Bisnis yang etis memperlakukan orang dengan hormat, jujur dan berintegritas. Mereka menepati janji dan melaksanakan komitmen.
4. Etika Bisnis itu membutuhkan kejujuran. Bukan jamannya lagi bagi perusahaan untuk mengelabuhi pihak lain dan menyembunyika cacat produk. Jaman sekarang adalah era kejujuran. Pengusaha harus jujur mengakui keterbatasan yang dimiliki oleh produknya. 
5. Etika Bisnis itu harus dapat dipercayai. Jika perusahaan Anda terbilang baru, sedang tergoncang atau mengalami kerugian, maka secara etis Anda harus mengatakan dengan terbuka kepada klien atau stake-holder Anda. 
6. Etika Bisnis itu membutuhkan perencanaan bisnis. Sebuah perusahaan yang beretika dibangun di atas realitas sekarang, visi atas masa depan dan perannya di dalam lingkungan. Etika bisnis tidak hidup di dalam ruang hampa. Semakin jelas rencana sebuah perusahaan tentang pertumbuhan, stabilitas, keuntungan dan pelayanan, maka semakin kuat komitmen perusahaan tersebut terhadap praktik bisnis.
7. Etika Bisnis itu diterapkan secara internal dan eksternal. Bisnis yang beretika memperlakukan setiap konsumen dan karyawannya dengan bermartabat dan adil. Etika juga diterapkan di dalam ruang rapat direksi, ruang negosiasi, di dalam menepati janji, dalam memenuhi kewajiban terhadap karyawan, buruh, pemasok, pemodal dll. Singkatnya, ruang lingkup etika bisnis itu universal.
8. Etika Bisnis itu membutuhkan keuntungan. Bisnis yang beretika adalah bisnis yang dikelola dengan baik, memiliki sistem kendali internal dan bertumbuh. Etika adalah berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah perusahaan yang beretika.
9. Etika Bisnis itu berdasarkan nilai. Perusahaan yang beretika harus merumuskan standar nilai secara tertulis. Rumusan ini bersifat spesifik, tetapi berlaku secara umum. Etika menyangkut norma, nilai dan harapan yang ideal. Meski begitu, perumusannya harus jelas dan dapat dilaksanakan dalam pekerjaan sehari-hari.
10. Etika Bisnis itu dimulai dari pimpinan. Ada pepatah, “Pembusukan ikan dimulai dari kepalanya.” Kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap corak lembaga. Perilaku seorang pemimpin yang beretika akan menjadi teladan bagi anak buahnya.
Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah harga yang tidak dapat ditawar lagi. Seorang konsumen yang tidak puas, rata-rata akan mengeluh kepada 16 orang di sekitarnya. Dalam zaman informasi seperti ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan massif. Memperlakukan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara etis, adil dan jujur adalah satu-satunya cara supaya kita dapat bertahan di dalam dunia bisnis sekarang.


http://en.wikipedia.org/wiki/Business_ethics
http://purnawankristanto.multiply.com/journal/item/336/PERAN-ETIKA-BISNIS-DALAM?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

Tidak ada komentar: