Kamis, 31 Desember 2009
ANAK HILANG
Contoh cerita ini dikutip dari sebuah keluarga kecil , miskin juga dengan ketidakadilan yang selalu membayangi hidup mereka. Dimana mereka tinggal di lingkungan kumuh yang begitu kotor dan tidak sehat. Terdiri dari Bacho sebagai kepala keluarga serta istrinya yang menyayanginya. Di mulai dari pertemuan mereka di sebuah pelabuhan yang berujung pada satu cinta. Istri bacho amat mencintai bacho, walau hidup serba kekurangan istrinya menerima apa adanya. Juga ada Ibu bacho dan bacho sendiri mempunyai tiga orang anak. Salah satu anak pertamanya bernama Basri. Basri sendiri mempunyai dua orang adik perempuan. Cita-cita basri cukup tinggi. Yang di antaranya dia sangat ingin keluar dari lingkungan kumuh yang menghantui dirinya di sekitar lingkungannya. Juga menjadi Pesulap. Dimana dia suka sekali menonton pertunjukan sulap yang di lakoni oleh para pesulap dari kampungnya
Point :
a) Manusia dan cinta kasih
b) Manusia dan Penderitaan
c) Manusia dan keadilan
d) Pandangan hidup
e) tanggungjawab serta pengabdian
f) Manusia dan kegelisahan
g) Manusia dan harapan
S A L U A N G
Saluang merupakan alat musik tiupyang berfungsi mengiringi dendang tradisional minangkabau dalam tradisi “saluang dendang”. kegembiraan, kesedihan dan kerinduan hati masyarakat dapat diungkapkan melalui pantun “saluang-dendang”.
dewasa ini alat tiup saluang ada yang dilaras sesuai tuntutan komposisi musik kreasi baru dan musik populer,karena sudah memasyarakatnya kehidupan tradisional musik “saluang dendang” maka kesenian ini tidak khawatir terhadap inovasi
- NILAI CINTA KASIH
-Nilai cinta kasih yang terdapat pada film saluang terletak pada saat sepasang insan manusia sedang jatuh cinta dan mereka pun saling menyukai satu sama lain.
- NILAI KESEDIHAN
-Nilai kesedihan yang terdapat pada film saluang terletak pada saat sepasang insan manusia yang saling bercinta tapi cintanya di pisahkan karena orang tua wanita tidak setuju karena laki-lakinya seorang peniup saluang.
- NILAI MORAL
-Nilai moral yang terdapat pada film saluang terletak,bahwa seorang wanita tidak baik meyendiri lama-lama di karenakan jika berlama-lama menyendiri di takutkan jodohnya lama di temukan.
- NILAI KEBUDAYAAN
-Nilai kebudayaan yang terdapat pada film saluang terletak pada alat musik saluang yang sangat kental berasal dari minangkabau,bahwa seorang yang memainkan alat musik harus berasal dari seorang pemain genderang agar jiwanya cepat menyatu dengan alunan musik saluang.
TARI GANDRUNG
Tari Gandrung
Tari gandrung di pertunjukan oleh seorang atau dua orang gadis yang biasanya di pertunjukan di tempat terbuka diiringi oleh gamelan dan juga di pertotonkan pada hari-hari besar. Tari Gandrung memiliki ciri khas , mereka menari dengan kipas dan ketika penari menyentuh kipasnya kepada salah satu penonton biasanya laki – laki dan di ajak untuk menari.
Tata busana penari Gandrung Banyuwangi khas, dan berbeda dengan tarian bagian Jawa lain. Ada pengaruh Bali (Kerajaaan Blambangan) yang tampak.
Bagian Tubuh
Busana untuk tubuh terdiri dari baju yang terbuat dari beludru berwarna hitam, dihias dengan ornamen kuning emas, serta manik-manik yang mengkilat dan berbentuk leher botol yang melilit leher hingga dada, sedang bagian pundak dan separuh punggung dibiarkan terbuka. Di bagian leher tersebut dipasang ilat-ilatan yang menutup tengah dada dan sebagai penghias bagian atas. Pada bagian lengan dihias masing-masing dengan satu buah kelat bahu dan bagian pinggang dihias dengan ikat pinggang dan sembong serta diberi hiasan kain berwarna-warni sebagai pemanisnya. Selendang selalu dikenakan di bahu.
Bagian Kepala
Kepala dipasangi hiasan serupa mahkota yang disebut omprok yang terbuat dari kulit kerbau yang disamak dan diberi ornamen berwarna emas dan merah serta diberi ornamen tokoh Antasena, putra Bima] yang berkepala manusia raksasa namun berbadan ular serta menutupi seluruh rambut penari gandrung. Pada masa lampau ornamen Antasena ini tidak melekat pada mahkota melainkan setengah terlepas seperti sayap burung. Sejak setelah tahun 1960-an, ornamen ekor Antasena ini kemudian dilekatkan pada omprok hingga menjadi yang sekarang ini.
Selanjutnya pada mahkota tersebut diberi ornamen berwarna perak yang berfungsi membuat wajah sang penari seolah bulat telur, serta ada tambahan ornamen bunga yang disebut cundhuk mentul di atasnya. Sering kali, bagian omprok ini dipasang hio yang pada gilirannya memberi kesan magis.
Bagian Bawah
Penari gandrung menggunakan kain batik dengan corak bermacam-macam. Namun corak batik yang paling banyak dipakai serta menjadi ciri khusus adalah batik dengan corak gajah oling, corak tumbuh-tumbuhan dengan belalai gajah pada dasar kain putih yang menjadi ciri khas Banyuwangi. Sebelum tahun 1930-an, penari gandrung tidak memakai kaus kaki, namun semenjak dekade tersebut penari gandrung selalu memakai kaus kaki putih dalam setiap pertunjukannya.
Lain-lain
Pada masa lampau, penari gandrung biasanya membawa dua buah kipas untuk pertunjukannya. Namun kini penari gandrung hanya membawa satu buah kipas dan hanya untuk bagian-bagian tertentu dalam pertunjukannya, khususnya dalam bagian seblang subuh.
Gandrung merupakan salah satu seni tari tradisional yang berada di Kabupaten Banyuwangi sehingga disebut dengan Gandrung Banyuwangi. Tari Gandrung erat kaitannya dengan tari Seblang. Hal ini karena Gandrung merupakan perkembangan dari tari Seblang. Ini terlihat dari gerak tarian maupun unsur tari lainnya, hanya perbedaan terlihat bahwa Seblang merupakan tarian yang bersifat sakral sedangkan
tari Gandrung merupakan hiburan atau pergaulan.Tari Gandrung dalam pertunjukannya didukung berbagai unsur yakni penari, musik, alat musik, nyanyian, gerak tari dan arena atau panggung. Dalam pementasannya didukung oleh pemaju atau pengibing bersama si penari Gandrung. Tari Gandrung Banyuwangi dalam pementasan ada tiga adgean yaitu jejer, ngrepen dan Seblang Subuh, dan bisa dipentaskan di berbagai kesempatan antara lain pesta hajatan, hari besar nasional, even pariwisata, dalam rangka
memperingati hari jadi kabupaten, dan dijadikan muatan lokal untuk tingkat sekolah dasar.
Kata Kunci: Seni Pertunjukan – Gandrung
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan.
Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.
Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai
1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulator kebudayaan, dan
4) pencipta kebudayaan.
Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara.
Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
Langganan:
Postingan (Atom)