Minggu, 16 Juni 2013

Mencoba Wirausaha: BUDIDAYA AYAM RAS PEDAGING

1.      SEJARAH SINGKAT AYAM RAS PEDAGING

Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yg merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yg memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dlm memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yg pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler tlah dikenal masyarakat Indonesia dgn berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. dgn waktu pemeliharaan yg relatif singkat & menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yg bermunculan diberbagai wilayah Indonesia.
          
           2.      SENTRA PERIKANAN AYAM RAS PEDAGING
Ayam tlah dikembangkan sangat pesat disetiap negara. Di Indonesia usaha ternak ayam pedaging juga sudah dijumpai hampir disetiap propinsi
           3.      JENIS AYAM RAS PEDAGING
Dengan berbagai macam strain ayam ras pedaging yg tlah beredar dipasaran, peternak tdk perlu risau dlm menentukan pilihannya. Sebab semua jenis strain yg tlah beredar memiliki daya produktifitas relatif sama.Artinya seandainya terdapat perbedaan, perbedaannya tdk menyolok atau sangat kecil sekali. dlm menentukan pilihan strain apa yg akan dipelihara, peternak bisa meminta daftar produktifitas atau prestasi bibit yg dijual di Poultry Shoup. Adapun jenis strain ayam ras pedaging yg banyak beredar di pasaran adalah: Super 77, Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman 202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum, Indian river, Hybro, Cornish, Brahma, Langshans, Hypeco-Broiler, Ross, Marshall”m”, Euribrid, A.A 70, H&N, Sussex, Bromo, CP 707.
             4.      MANFAAT AYAM RAS PEDAGING
Manfaat beternak ayam ras pedaging antara lain, meliputi:
1.      penyediaan kebutuhan protein hewani
2.      pengisi waktu luang dimasa pension
3.      pendidikan & latihan (diklat) keterampilan dikalangan remaja
4.      tabungan di hari tua
5.   mencukupi kebutuhan keluarga (profit motif) 

5.       PERSYARATAN LOKASI
1.      Lokasi yang cukup jauh dari keramaian/perumahan penduduk.
2.      Lokasi mudah terjangkau dari pusat-pusat pemasaran.
3.      Lokasi terpilih bersifat menetap, artinya tidak mudah terganggu oleh keperluan-keperluan lain selain untuk usaha peternakan.

          6.       PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA AYAM RAS PEDAGING
Sebelum usaha beternak ayam ras pedaging dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) & feeding (makanan ternak/pakan)
1.      Penyiapan Sarana & Peralatan
  1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
    1. Perkandangan
      Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi:
      • persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat C,
      • kelembaban berkisar antara 60-70%, penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada,
      • tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang, model kandang disesuaikan dengan umur ayam,
      • untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang bateray.
      • Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.
    2. Peralatan
      1. Litter (alas lantai)
        Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam. 
      2. Indukan atau brooder
        Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.
      3. Tempat bertengger (bila perlu)
        Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
      4. Tempat makan, minum dan tempat grit
        Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus
      5. Alat-alat rutin
        Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.
  2. Pembibitan
    Ternak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
    1. ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya
    2. pertumbuhan dan perkembangannya normal
    3. ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya.
    4. tidak ada lekatan tinja di duburnya
    1. Pemilihan Bibit dan Calon Induk
      Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day OldChicken)/ayam umur sehari:
      1. Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
      2. Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
      3. Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
      4. Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
      5. Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
      6. Tidak ada letakan tinja diduburnya.
    2. Perawatan Bibit dan Calon Induk
      Dilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak supaya segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang bertugas di daerah yang bersangkutan.
  3. Pemeliharaan
    1. Pemberian Pakan dan Minuman
      1. Untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
        1. Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:
          • kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
          • kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.
        2. Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:
          • kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.
          • kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: 
            • minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor,
            • minggu ke-6 (umur 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor,
            • minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan
            • minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor.
              Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.
      2. Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
        1. Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
        2. Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
    2. Pemeliharaan Kandang
      Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.
    7. HAMA DAN PENYAKIT
    1. Penyakit
      1. Berak darah (Coccidiosis)
        Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.
        Pengendalian:
        1. menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering;
        2. dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox.
      2. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
        Gejala: ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
        Pengendalian:
        1. menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang;
        2. pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
    2. Hama
      1. Tungau (kutuan)
        Gejala: ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus.
        Pengendalian:
        1. sanitasi lingkungan kandang ayam yang baik; pisahkan ayam yang sakit dengan yang sehat;
        2. dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan ketubuh pasien. Dengan fumigasi atau pengasepan menggunakan insektisida yang mudah menguap seperti Nocotine sulfat atau Black leaf 40.
    8. PANEN
    1. Hasil Utama
      Untuk usaha ternak ayam pedaging, hasil utamanya adalah berupa daging ayam
    2. Hasil Tambahan
      Usaha ternak ayam broiler (pedaging) adalah berupa tinja atau kotoran kandang dan bulu ayam.
    9. PASCAPANEN
    1. Stoving
      Penampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, biasanya ditempatkan di kandang penampungan (Houlding Ground)
    2. Pemotongan
      Pemotongan ayam dilakukan dilehernya, prinsipnya agar darah keluar keseluruhan atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2 menit. Hal ini agar kualitas daging bagus, tidak mudah tercemar dan mudah busuk.
    3. Pengulitan atau Pencabutan Bulu
      Caranya ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke dalam air panas (51,7- 54,4°C). Lama pencelupan ayam broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu yang
      halus dicabut dengan membubuhkan lilin cair atau dibakar dengan nyala api biru.
    4. Pengeluaran Jeroan
      Bagian bawah dubut dipotong sedikit, seluruh isi perut (hati, usus dan ampela) dikeluarkan. Isi perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada daging siap
      dimasak dalam kemasan terpisah.
    5. Pemotongan Karkas
      Kaki dan leher ayam dipotong. Tunggir juga dipotong bila tidak disukai. Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci bersih, kaki ayam/paha ditekukan dibawah dubur. Kemudian ayam didinginkan dan dikemas.
    10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
    1. Analisis Usaha Budidaya
      Dasar perhitungan biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh dalam analisis ini, antara lain adalah:
      1. jenis ayam yang dipelihara adalah jenis ayam ras pedaging (broiler) dari strain CP.707.
      2. sistem pemeliharaan yang diterapkan dengan cara intensif pada kandang model postal
      3. luas tanah yang digunakan yaitu 200 m 2 dengan nilai harga sewa tanah dalam 1 ha/tahun adalah Rp 1.000.000,-.
      4. kandang terbuat dari kerangka bambu, lantai tanah, dinding terbuat dari bilah-bilah bambu denga alas dinding setinggi 30 cm, terbuat dari batu bata yang plester dan atap menggunakan genting.
      5. ukuran kandang, yaitu tinggi bagian tepinya 2,5 m, lebar kandang 5 m dan lebar bagian tepi kandang 1,5 m.
      6. lokasi peternakan dekat dengan sumber air dan listrik.
      7. menggunakan alat pemanas (brooder) gasolec dengan bahan bakar gas.
      8. penerangan dengan lampu listrik.
      9. umur ayam yaitu dimulai dari bibit yang berumur 1 hari
      10. litter/alas kandang menggunakan sekam padi.
      11. jenis pakan yang diberikan adalah BR-1 untuk anak ayam umur 0-4 minggu dan BR-2 untuk umur 4-6 minggu.
      12. tingkat kematian ayam diasumsikan 6%.
      13. lama masa pemeliharaan yaitu 6 minggu (42 hari).
      14. berat rata-rata per ekor ayam diasumsikan 1,75 kg berat hidup pada saat panen.
      15. harga ayam per kg berat hidup, yaitu diasumsikan Rp 2500,-, walau kisaran harga sampai mencapai Rp 3000,- ditingkat peternak/petani.
      16. ayam dijual pada umur 6 mingu atau 42 hari.
      17. nilai pupuk kandang yaitu Rp 60.000,-.
      18. bunga Bank yaitu 1,5%/bulan
      19. nilai penyusutan kandang diperhitungkan dengan kekuatan masa pakai 6 tahun dan nilai penyusutan peralatan diperhitungkan dengan masa pakai 5
        tahun.
      20. perhitungan analisis biaya ini hanya diperhitungkan sebagai Pedoman dasar, karena nilai/harga sewaktu-waktu dapat mengalami perubahan.
        Adapun rincian biaya produksi dan modal usaha tani adalah sebagai berikut :
        1. Biaya prasarana produksi
          1. Sewa tanah 200 m 2 selama 2 bulan---------------Rp. 20.000,-
          2. Kandang ukuran 20 x 5 m
            • Bambu 180 batang @ Rp 1250,--------------Rp. 225.000,-
            • Semen 4 zak @ Rp 7000,--------------------Rp. 28.000,-
            • Kapur 30 zak @ Rp 6000,-------------------Rp. 18.000,-
            • Genting 2600 bh @ Rp 90,-------------------Rp. 234.000,-
            • Paku reng 5 kg @ Rp 2000,------------------Rp. 10.000,-
            • Paku usuk 7000 kg @ Rp 1800, -------------Rp. 12.600,-
            • Batu bata 1000 buah @ Rp 55,---------------Rp. 55.000,-
            • Pasir 1 truk -----------------------------------Rp. 230.000,-
            • Tali 28 meter @ Rp 5000, --------------------Rp. 14.000,-
            • Tenaga kerja ----------------------------------Rp. 400.000,-
          3. Peralatan
            • Tempat pakan 28 bh @ Rp 5000, ------------ Rp. 140.000,-
            • Tempat minum 32 bh @ Rp 3880, ------------ Rp. 124.000,-
            • Sekop 1 bh ----------------------------------- Rp. 7.000,-
            • Ember 2 bh @ Rp 2000, ---------------------- Rp. 4.000,-
            • Tong bak air 1 bh ----------------------------- Rp. 15.000,-
            • Ciduk 2 bh @ Rp 500, ------------------------ Rp. 1.000,-
            • Tabung gas besar 1 bh ------------------------- Rp. 250.000,-
            • Thermometer 1 bh ----------------------------- Rp. 2.000,-
            • Regulator 1 bh --------------------------------- Rp. 52.500,-
            • Brooder (gasolec) 1 bh ------------------------ Rp. 15.000,-
            • Tali gantung tmp pakan 120 m @Rp 500,- ----- Rp. 60.000,-
              Jumlah biaya prasarana produksi --------------- Rp. 2.052.000,-
        2. Biaya sarana produksi
          1. Bibit DOC 1000 bh @ Rp 900,- -------------------- Rp. 900.000,-
          2. Pakan dan obat-obatan
            • BR-1 31 zak (0-4 minggu) @Rp 36.000, ------- Rp. 1.116.000,-
            • BR-2 34 zak (4-6 mingu) @ Rp 34.000, -------- Rp. 1.156.000,-
            • obat-obatan @ Rp 150,-/ekor ------------------ Rp. 150.000,-
          3. tenaga kerja pelihara 1,5 bln @ Rp 105.000,- -------- Rp. 157.500,-
          4. Lain-lain ---------------------------------------------- Rp. 10.000,-
            • sekam padi alas kandang 1 truk @Rp 60.000,- -- Rp. 60.000,-
            • karung goni bekas 32 kantong @ Rp 300,- ------ Rp. 2.400,-
            • pemakaian listrik selama 0-6 minggu ------------- Rp. 7.000,-
            • pemakaian gas ----------------------------------- Rp. 35.000,-
              Jumlah biaya produksi --------------------------- Rp. 3.583.900,-
        3. Biaya produksi
          1. Sewa tanah 200 m 2 selama 2 bulan ------------------ Rp. 20.000,-
          2. Nilai susut prasarana produksi/2 bln
            • kandang ----------------------------------------- Rp. 51.109,-
            • Peralatan Rp 805.660,- : 30 --------------------- Rp. 26.856,-
          3. Bibit DOC 1000 ekor --------------------------------- Rp. 900.000,-
          4. Pakan dan obat-obatan -------------------------------- Rp. 2.422.000,-
          5. Tenaga kerja ------------------------------------------- Rp. 157.500,-
          6. lain-lain ------------------------------------------------ Rp. 104.400,-
          7. Bunga modal 1,5% per bulan --------------------------- Rp. 84.543,-
          8. Bulan modal 1,5 bulan --------------------------------- Rp. 126.815,-
            Jumlah biaya produksi ---------------------------------- Rp. 3.808.680,-
        4. Pendapatan
          1. Total produksi 1000X94%X1,75 kg X Rp 2500,- ----- Rp. 4.112.500,-
          2. Nilai Pupuk kandang ----------------------------------- Rp. 60.000,-
          3. Jumlah pendapatan ------------------------------------- Rp. 4.172.500,-
          4. Keuntungan -------------------------------------------- Rp. 363.820,-
        5. Parameter kelayakan usaha
          1. BEP Volume Produksi = 870 ekor
          2. BEP Harga Produksi Rp. 3.316.000,-
          3. B/C Ratio = 1,09
          4. ROI = 6,45 %
          5. Rasio keuntungan terhadap pendapatan = 8,71 %
          6. Tingkat pengembalian modal = 2,6 th.

    1. Gambaran Peluang Agribisnis
      Prospek agribisnis peternakan untuk ternak ayam broiler cukup baik dimana permintaan pasar selalu meningkat, sejalan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi hewani. Produksi ternak ayam broiler saat ini berkembang dengan pesat dan peluang pasar yang bisa dihandalkan.



    Sumber : 

    Pengertian Aktive - Passive dan contoh


    Kalimat aktif (active voice) adalah kalimat dimana subject-nya melakukan pekerjaan, sebaliknya, kalimat pasif (passive voice) adalah kalimat dimana subject-nya dikenai pekerjaan oleh object kalimat. Active voice lebih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan passive voice. Namun demikian, sering kita temukan passive voice di surat-surat kabar, artikel-artikel di majalah-majalah dan tulisan-tulisan ilmiah. Passive voice digunakan karena object dari active voice merupakan informasi yang lebih penting dibandingkan dengan subject-nya.

    a. Jika active voice dalam simple present tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah is, am atau are.
    Contoh:
    Active : He meets them everyday.
    Passive : They are met by him everyday.
    Active : She waters this plant every two days.
    Passive : This plant is watered by her every two days.

    b. Jika active voice dalam simple past tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah was atau were
    Contoh:
    Active : He met them yesterday
    Passive : They were met by him yesterday
    Active : She watered this plant this morning
    Passive : This plant was watered by her this morning

    c. Jika active voice dalam present perfect tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah been yang diletakkan setelah auxiliary has atau have, sehingga menjadi ‘has been’ atau ‘have been’
    Contoh:
    Active : He has met them
    Passive : They have been met by him
    Active : She has watered this plant for 5 minutes.
    Passive : This plant has been watered by her for 5 minutes.

    d. Jika active voice dalam past perfect tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah been yang diletakkan setelah auxiliary had, sehingga menjadi had been
    Contoh:
    Active : He had met them before I came.
    Passive : They had been met by him before I came.
    Active : She had watered this plant for 5 minutes when I got here
    Passive : This plant had been watered by her for 5 minutes when I got here

    e. Jika active voice dalam simple future tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah be
    Contoh:
    Active : He will meet them tomorrow.
    Passive : They will be met by him tomorrow.
    Active : She will water this plant this afternoon.
    Passive : This plant will be watered by her this afternoon.
    Active : The farmers are going to harvest the crops next week
    Passive : The crops are going to be harvested by the farmers next week.

    f. Jika active voice dalam future perfect tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah been yang diletakkan setelah auxiliary will have, sehingga menjadi ‘will have been’
    Contoh:
    Active : He will have met them before I get there tomorrow.
    Passive : They will have been met by him before I get there tomorrow.
    Active : She will have watered this plant before I get here this afternoon.
    Passive : This plant will have been watered by her before I get here this afternoon.

    g. Jika active voice dalam past future perfect tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah been yang diletakkan setelah auxiliary would have, sehingga menjadi ‘would have been’.
    Contoh:
    Active : He would have met them.
    Passive : They would have been met by him.
    Active : She would have watered this plant.
    Passive : This plant would have been watered by her.

    h. Jika active voice dalam present continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah (is, am atau are) + being.
    Contoh:
    Active : He is meeting them now.
    Passive : They are being met by him now.
    Active : She is watering this plant now.
    Passive : This plant is being watered by her now.

    i. Jika active voice dalam past continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah (was atau were) + being.
    Contoh:
    Active : He was meeting them.
    Passive : They were being met by him.
    Active : She was watering this plant.
    Passive : This plant was being watered by her.

    j. Jika active voice dalam perfect continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah (has/have) been + being.
    Contoh:
    Active : He has been meeting them.
    Passive : They have been being met by him.
    Active : She has been watering this plant.
    Passive : This plant has been being watered by her.

    k. Jika active voice dalam past perfect continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah had been + being.
    Contoh:
    Active : He had been meeting them.
    Passive : They had been being met by him.
    Active : She had been watering this plant.
    Passive : This plant had been being watered by her.

    l. Jika active voice dalam future continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah will be + being.
    Contoh:
    Active : He will be meeting them.
    Passive : They will be being met by him.
    Active : She will be watering this plant.
    Passive : This plant will be being watered by her.

    m. Jika active voice dalam past future continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah would be + being.
    Contoh:
    Active : He would be meeting them.
    Passive : They would be being met by him.
    Active : She would be watering this plant.
    Passive : This plant would be being watered by her.

    n. Jika active voice dalam future perfect continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah will have been + being.
    Contoh:
    Active : He will have been meeting them.
    Passive : They will have been being met by him.
    Active : She will have been watering this plant.
    Passive : This plant will have been being watered by her.

    o. Jika active voice dalam past future perfect continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah would have been + being.
    Contoh:
    Active : He would be meeting them.
    Passive : They would be being met by him.
    Active : She would be watering this plant.
    Passive : This plant would be being watered by her.



    Kalimat If - Clause beserta contohnya


    • True in the Prasent / Future

    If + Subject + Verb 1 + Object, Subject + will/can + Verb 1 + Object
    Contoh :
    If I have enough money, I will buy the concert ticket for us.

    • Untrue in the Present

    If + Subject + Verb 2 + Object, Subject + would/could +Verb 1 + Object 
    Contoh :
     If I had a new car, I could travel around the city.

    • Untrue in the Past

    Subject + Had + Verb 3 + Object, Subject + would have + Verb 3 + Object
    Contoh :
    If I had visited Japan, I would have seen sakura flowers.